Selasa, 06 Desember 2011

HUJAN PAGI


hujan hijau
bertunas-tumbuh
sehabis subuh
di beranda aku jadi penonton
mereka jadi ranting lalu berbunga
aku membayangkan kau tiba
kuyup menyusup
mencari hangat matahari
ke dalam ringkih rengkuhku
satu-dua buah jatuh dipetik
lentik jari-jari angin
aku pungut
mengupas dan mengunyahnya
kecut
seperti suara sol sepatumu
menjauh dari pipih pintu
sambil berlari-lari dalam kota
dari bangunan berita koran
aku merangkai-rangkai cerita sendiri
sebuah hutan tumbuh di halaman
entah di mana diletakkan tepian
aku sesat di tengah-tengah sendirian
kuhirup kopi sebelum berlalu dingin
kau tahu, kopi itu kuseduh
sambil tersedu-sedu
sebab alangkah sendu
bunyi sendok dan gelas beradu
tunas hijau hujan mulai berdaun lebat
aku melihat wajahmu sekelebat
lalu lesat
ke arah tak kuingat
pagi itu
jarum jam menjauh
di beranda aku beku
di manakah kau?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar