Selasa, 06 Desember 2011

LELAKI IKAN


sebatang pohon yang ditebang bandang
suatu petang
saat kupu-kupu bermain riang dalam terbang
itulah jembatan antara siang-malamku
dengan tempat yang menyembunyikanmu
di bawahnya sungai mengaruskan air mata gunung
yang lelah melawan matahari dalam tarung
bulan mengawasi dari tempat tinggi
mengkhawatirkan air mataku
yang selalu ingin melarikan diri
menyusul keberangkatanmu ke sana
ke mana?
tak ada yang tahu
ada saja pertanyaan ditakdirkan sia-sia
pada sebuah subuh, aku terbang sebagai seekor elang
lalu hinggap di ranting-ranting sungai
menjelma ikan dan mencarimu di sela-sela batu
aku tak menemukanmu
namun alir sungai dan air mataku
adalah saudara yang saling kasih
setelah itu batang pohon dan bulan yang sama
akan bercerita pada anak-anak
bahwa aku adalah lelaki ikan
yang mencari pengantinnya di lubuk sungai ini
aku tak bersedih, meski betul-betul tak bertemu jejakmu
sebab kesedihanku akan melahirkan
kesedihan-kesedihan lain
bukankah anak-anak harus belajar bersedih?
begitu pula kehilangan
begitu pula kesetiaan
begitu pula…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar